Buncis
(Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran buah yang termasuk famili
Leguminosae. Tanaman buncis cocok dibudidayakan dan berproduksi baik
pada dataran medium maupun dataran tinggi. Tanaman buncis dapat
dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe merambat (bersifat indeterminate)
dan tipe tegak (berbentuk semak dan bersifat determinate). Kultivar
merambat memiliki percabangan yang lebih banyak dan jumlah buku bunga
yang lebih banyak, sehingga mempunyai potensi hasil yang lebih besar.
Tipe buncis rambat panjangnya dapat mencapai 3 meter dan mudah rebah,
sehingga memerlukan lanjaran/turus agar dapat tumbuh dengan baik. Tipe
tegak umumnya pendek dengan tinggi tidak lebih dari 60 cm. Harga
lanjaran yang mahal di beberapa daerah pertanaman buncis rambat
mendorong usaha beralih ke buncis tegak. Berbeda dengan buncis rambat,
dalam budidaya buncis tegak tidak diperlukan turus atau lanjaran,
sehingga dapat menghemat biaya usaha tani kira-kira sebesar 30%.
PERSYARATAN TUMBUHTanaman buncis tegak dapat tumbuh optimum pada suhu 20-25
oC
di ketinggian 300-600 m dpl, dengan pH tanah 5,8-6. Sedangkan buncis
rambat tumbuh baik pada daerah bersuhu dingin dengan ketinggian
1000-1500 m dpl. Buncis peka terhadap kekeringan dan genangan air,
sehingga sebaiknya ditanam pada daerah dengan irigasi dan drainase yang
baik. Tanaman ini sangat cocok tumbuh di tanah lempung ringan dengan
drainasi yang baik.
BUDIDAYA TANAMAN
1. Varietas yang dianjurkan Varietas buncis tipe merambat yang dianjurkan antara lain adalah:
- HORTI-1
dengan potensi hasil 32-48 ton/ha, rasa manis, bentuk bulat masif
berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 16-18 cm, umur panen
52-54 hari, peka terhadap karat daun dan antraknose, sesuai untuk
ditanam di dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau.
- HORTI-2
dengan potensi hasil 24-37 ton/ha, rasa manis, bentuk bulat masif
berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 15-17 cm, umur panen
53-57 hari, tahan terhadap penyakit karat daun, sesuai untuk ditanam di
dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau.
- HORTI-3
dengan potensi hasil 36 ton/ha, rasa manis, bentuk agak bulat masif
berwarna hijau dan berserat halus, panjang buah 15,5-17 cm, umur panen
55-58 hari, tahan karat daun dan antraknos, sesuai untuk ditanam di
dataran tinggi dan medium terutama pada musim kemarau.
- Varietas buncis tegak misalnya FLO.
Kebutuhan benih per hektar sebesar 20-30 kg untuk buncis rambat, dan untuk buncis tegak sebesar 40-60 kg/ha.
2. Pola tanamDi
beberapa daerah tanaman buncis ditumpangsarikan dengan jagung dan okra
dengan memanfaatkan batang tanaman tersebut sebagai lanjaran.
3. Penyiapan lahanPengolahan
tanah dilakukan kurang lebih satu minggu sebelum tanam dan dibuat
bedengan dengan ukuran lebar 120-150 cm dan panjang disuaikan dengan
kondisi lahan, ketinggian bedengan 30 cm dan antara bedengan dibuat
parit sebesar 50 cm.
4. Penanamana. Waktu tanamProduksi
dapat berkurang jika pada saat pembungaan terjadi hujan, karena bunga
akan berguguran, sehingga sebaiknya waktu tanam ditentukan dengan
mempertimbangkan hal tersebut, selain juga pemilihan varietas yang
tepat.
b. Jarak tanam dan populasi tanamanJarak tanam
hendaknya mempertimbangkan produksi yang akan dicapai, kemudahan
pemeliharaan dan kemudahan saat panen. Jarak tanam untuk buncis tegak 30
cm x 40 cm, sedangkan untuk buncis rambat 70 cm x 40 cm.
c. Cara penanamanKedalaman tanam berkisar 3-8 cm, dengan cara ditugal dan setiap lubang tanam diisi dua biji.
5. PemupukanPupuk
yang digunakan adalah 15 ton/ha pupuk kandang kuda atau ayam, TSP 250
kg /ha dan KCl 250 kg /ha sebagai pupuk dasar. Pemberian pupuk kandang
dilakukan dengan cara disebar dan diratakan bersamaan dengan pengolahan
tanah. Pupuk N berupa Urea dan ZA dengan perbandingan 1:2 sebanyak 300
kg/ha diberikan pada umur 1 dan 3 minggu setelah tanam masing-masing
setengah dosis. Pemberian pupuk susulan dilakukan dengan cara meletakkan
pupuk dalam tanah yang telah ditugal sedalam 10 cm dan sekitar 10 cm
dari tanaman. Setelah pupuk dimasukkan, lubang ditutup kembali dengan
tanah.
6. Pemeliharaan
- Penyulaman, dilakukan
jika ada benih yang rusak atau tidak tumbuh, dan dilakukan sampai
sekitar 7-10 hari setelah tanam. Penyulaman dilakukan agar jumlah
tanaman per satuan luas tetap optimum sehingga target produksi dapat
tercapai.
- Penyiangan, dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan atau menggunakan alat.
- Pembumbunan,
bertujuan untuk menutup akar yang terbuka dan membuat pertumbuhan
tanaman menjadi tegak serta kokoh. Pembumbunan dilakukan dengan cara
menaikkan atau menimbunkan tanah pada pokok tanaman. Kegiatan ini
dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.Pengairan, pada tahap
awal dilakukan penyiraman setiap sore sampai benih tumbuh, sedangkan
penyiraman selanjutnya disesuaikan dengan kondisi lahan pertanaman dan
kondisi tanaman.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Untuk
mencegah serangan hama dan penyakit perlu diperhatikan sanitasi lahan
dan drainase yang baik dan kalau menggunakan pestisida, sebaiknya
menggunakan jenis pestisda yang aman dan mudah terurai seperti
insektisida biologi dan pestisida nabati. Dalam penggunaan pstisida
harus tepat pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi,
interval maupun waktu aplikasinya.
8. Panen dan PascapanenPada
kondisi pertanaman yang optimum, tanaman buncis tipe semak/tegak dapat
dipanen pada umur 60-70 hari, sedang tipe merambat umumnya memerlukan
10-20 hari lebih lama untuk dapat dipanen. Interval panen 4–5 kali
panen, sehingga umur tanaman hanya tiga bulan. Produksi polong buncis
rambat mencapai 24-40 ton/ha.
Panen polong dilakukan pada saat
polong masih muda dan bijinya kecil belum menonjol ke permukaan polong
dan biasanya itu terjadi pada saat 2-3 minggu sejak bunga mekar. Apabila
panennya terlambat, hasilnya akan meningkat, tetapi kualitasnya cepat
menurun karena biji dalam polong berkembang dan menyebabkan permukaan
polong bergelombang. Penyimpanan pada suhu 5-10
oC dan RH 95% dapat menjaga umur simpan polong pada kualitas layak jual selama 2-3 minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar