Jamur
merang (Vorvariella volvacea) merupakan salah satu jenis jamur yang
banyak diusahakan oleh petani di dataran rendah. Jamur merang dapat
tumbuh pada media yang termasuk limbah, terutama limbah pertanian.
Selain pada kompos merang, jamur merang juga dapat tumbuh pada media
kompos lain. Kandungan protein jamur merang lebih tinggi dibanding
sayuran lain. Jamur merang mengandung riboflavin, tiamin, asam nikotin,
kalsium dan fosfor yang cukup tinggi, sedangkan kadungan kalori dan
kolesterolnya rendah sehingga dapat berfungsi sebagai makanan
pelangsing.
Tubuh buah jamur terdiri atas akar, batang (stipe),
cincin dan tudung (pileus). Tudung terdiri atas bilah-bilah (lamella)
yang pada permukaan bawahnya terdapat spora. Selama pertumbuhan awal,
bilah tertutup oleh selaput tipis yang disebut volva. Jamur merang
dipanen pada stadia kancing yaitu pada saat bilah masih terbungkus
volva. Sentra produksi jamur merang antara lain Karawang dan daerah
dataran rendah lainnya.
BUDIDAYA JAMUR
1. Pembuatan Rumah Jamur (Kumbung)
Kumbung
dapat dibuat dari rangka besi dan dinding plastik, rangka bambu dinding
dan atap plastik, rangka bambu dinding daun nipah dan atap plastik,
ataupun bangunan batu permanen. Ukuran kumbung yang ideal adalah 6 m x 4
m dengan tinggi 2,5 m. Di dataran medium untuk mempertahankan suhu
kumbung agar tetap panas, dinding kumbung dilapisi dengan styrofoam.
Kumbung
terdiri dari dua baris rak bedengan dari kawat atau bambu dengan rangka
besi/ bambu/ kayu. Setiap baris terdiri dari 3-5 tingkat rak bedengan.
Kumbung dilengkapi dengan jendela atau electric blower untuk sirkulasi
udara, lampu (50 foot candle) yang dapat dipindah-pindah atau dicabut
bila sedang dilakukan pasteurisasi dan dipasang saat pembentukan tubuh
buah. Lampu TL daylight (neon) 60 watt sebanyak dua buah dan dua buah
pemanas (heater) digunakan untuk menjaga suhu ruangan 32
oC ±2
oC.
2. Fermentasi Media Tumbuh
Media
tumbuh yang digunakan berupa campuran limbah kapas dan jerami dengan
perbandingan 2:1 atau 1:1, dan 3-4% kapur pertanian. Bahan ini dicampur
merata, dan direndam dalam air selama 2-3 jam atau 24 jam, kemudian
diperas dan ditumpukkan pada ruangan dengan dasar lantai/semen membentuk
timbunan dengan ukuran 1,5x1,5x1,5 m3. Kemudian timbunan ini ditutup
dengan selubung plastik dan dibiarkan mengalami fermentasi selama 2-4
hari.
Apabila hanya menggunakan kompos jerami sebagai media
tumbuh, jerami tersebut direndam dan diberi kapur pertanian 1% dan
Urea 1%, kemudian difermentasi selama 6 hari. Setiap hari timbunan
jerami harus dibalik. Sebelum diletakkan dalam rak-rak bedengan, kompos
jerami ini ditambah dedak 10%, superfosfat 1% dan kapur pertanian 1%.
Kompos jerami ini dapat digunakan dengan cara diberi lapisan kapas atau
eceng gondok kering yang telah direndam dan difermentasi pada waktu
membuat lapisan media tumbuh dalam rak-rak bedengan.
3. Pembangkit Uap
Pembangkit
uap dapat dilakukan dengan menggunakan 2 buah tangki (200 l) yang
disambung dengan pipa bambu dan paralon ke dalam kumbung. Tangki berisi
air diletakkan dengan cara dibaringkan di atas tungku di luar kumbung,
kemudian disambung dengan pipa bambu (yang melekat pada tangki) dan pipa
paralon yang tebal ke dalam kumbung. Di dalam kumbung, pipa ini
berlubang lubang untuk mengeluarkan uap air panas yang berasal dari air
dalam tangki yang dididihkan. Ukuran pipa paralon adalah 2-3 cm. Pipa
paralon diletakkan di atas lantai kumbung ditengah-tengah ruangan, dan
setiap meternya diberi lubang 8 buah untuk mengeluarkan uap panas.
4. Pengisian Media dan Pasteurisasi
Setelah
fermentasi media selama 2-4 hari, bahan kompos dimasukkan ke dalam
rak-rak bedengan setinggi 15-20 cm. Kemudian uap panas dimasukkan ke
dalam kumbung melalui pipa untuk mencapai temperatur 70
oC selama 2-4 jam. Setelah pasteurisasi, biarkan udara segar masuk dan temperatur turun hingga mencapai 30-50
oC. Penurunan temperatur memakan waktu ± 24 jam.
Setelah temperatur turun menjadi 30-35
oC,
8-12 jam kemudian bedengan dalam rak-rak siap untuk ditanami bibit.
Bibit yang diperlukan 1-6% dari berat basah media, tergantung pada
strain bibit. Bibit yang digunakan sudah terlebih dahulu dipisahkan
sehingga tidak berupa gumpalan lagi. Bibit tersebut disebarkan pada
seluruh permukaan kompos. Untuk rak bedengan dengan panjang 3 meter dan
lebar 1 meter dibutuhkan 4-6 botol bibit berkapasitas 500 ml. Setelah
bibit diletakkan, tutup jendela dan pintu selama 3 hari. Usahakan agar
temperatur dalam ruangan dipertahankan untuk memberi kesempatan miselium
tumbuh dan berpenetrasi ke seluruh kompos media tumbuh. Besar
temperatur sangat tergantung pada strain jamur yang digunakan. Namun
umumnya jamur yang ada di Indonesia tumbuh baik pada temperatur 30-35
oC. Selubung plastik dapat digunakan untuk menaikkan temperatur.
Delapan
hari setelah bibit diletakkan, usahakan agar cahaya masuk ke dalam
kumbung untuk mempercepat pembentukan primodia jamur. Segera setelah
primodia terbentuk, sirkulasi udara segar sangat diperlukan untuk
mempercepat perkembangan tubuh buah jamur.
5. Pengairan dan penyiraman
Semprotkan
air dengan sprayer pada permukaan rak bedengan. Campurkan Urea pada air
yang disemprotkan (2-3 sendok makan Urea dalam 20 liter air), dan
penyemprotan dilakukan bila bedengan kering.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang diperlukan adalah menjaga suhu dan kelembaban. Usahakan suhu bisa mencapai 30-35
oC, sedangkan kelembaban berkisar 80-90%. Selain itu jamur-jamur liar, terutama jenis Coprinus harus dibuang.
7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Pengendalian OPT dilakukan secara preventif yaitu menjaga kebersihan kumbung dengan langkah-langkah sbb :
- Udara masuk dan keluar sebaiknya tersaring.
- Gunakan keset (foam) yang setiap hari dibasahi dengan 2% karbol atau 2% kloroks.
- Bersihkan kumbung dari kotoran atau sisa-sisa merang. Sterilisasi dengan penyemprotan larutan formalin 2%.
- Mencuci tangan dan kaki serta menggunakan pakaian bersih.
- Hindari keluar masuk kumbung terlalu sering.
- Buang kompos atau bibit yang telah jatuh ke tanah, kotoran, media tercemar, dan Coprinus dalam kantung tertutup.
- Petik
sesegera mungkin jamur yang payungnya sudah berkembang dan tempatkan di
keranjang yang bersih serta disimpan di tempat tertutup.
- Perhatikan kebersihan saat menyiram, memanen dan membersihkan gulma dari jamur.
8. Panen dan Pascapanen
Jamur
pertama terlihat dalam waktu 15–25 hari setelah bibit diletakkan. Jamur
merang tidak boleh dibiarkan mencapai ukuran maksimumnya, tetapi harus
dipanen sebelum atau tepat setelah selaput sobek. Saat panen, jamur
diangkat dan dipelintir dengan hati-hati sehingga jamur yang tumbuh di
sebelahnya tidak rusak. Panen dilakukan selama 20–30 hari, dengan
interval dua hari sekali. Produktivitas jamur dinyatakan dalam nilai
BER, yaitu persentase total produksi terhadap berat media substrat.
Nilai BER jamur merang bisa mencapai 29,54% artinya total produksi jamur
adalah 13,5 kg untuk setiap 45,7 kg jerami kering.
Daya simpan jamur merang sangat singkat. Cara untuk memperpanjang daya simpan adalah sbb :
- Dibungkus dengan kain batis (cheese cloth) kemudian disimpan dalam refrigerator pada suhu 15oC.
- Dikemas dalam styrofoam chest dengan meletakkan es pada dasar styrofoam.
- Dikemas dalam wadah datar yang dialasi daun pisang.
Selain dikonsumsi segar jamur juga dapat diolah menjadi bentuk kering, kalengan, asinan dan pasta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar